6 Mar 2010

Inai


Langkah pena gontai dalam dekap jemari,
dalam keletihan berpuisi,
merangkai imagi,
mencumbui nurani..

kata demi kata bergumul disela bibir,
seolah ragu mekspresikan diri untuk terucap..

Sementara,
naluri meratap,
mengenang romansa dalam benak ingatan..


"Kala merpati jantan adalah aku,
Berisyarat meminangmu sebagai ratu kicauan.."


Inai,
kau alasan akalku prutasi,
hingga sekelilingku tampak tak berarti..

Aku yakin inai,
akulah sebab untukmu,
seperti kata terlahir untuk memaknai,
seperti puisi untuk mencumbui nurani..

Bisa saja inai,
meski kau ragu,
meski kau tak mau,
bisa saja tempatmu berdiri ada di sisi kiriku...

5 Mar 2010

Untukmu Bumiku (Stop Global Warming)


Inilah bumiku, bumimu,
terlentang kering disatu sisi,
saat serpihan mentari mengutip terik di wajahnya,
salju beringsak mencairkan es di sisi lain,
debu mengkristal di dinding rumah kaca,
bukan main penatnya,
seperti bayi yang menangis saat membuka mata,
mungkin ia kecewa,
atau takut menatap masa depan tanpa kehangatan...

Adalah hati yang legam,
tega menjual hak anak cucu kita,
biadab,
rakusnya,
pantaskah ketamakan dipuja,
bukan karna dendam dan benci,
hanya berpuisi,
agar kelak harmoni dapat dikenang,
agar kelak mereka tau tidak semua manusia hari ini bernafas dengan bengis...

Kemarin,
hari ini,
bunga-bunga beton masih saja bermekaran,
tangisan,
ketakutan,
terdampar saat aku membuka kamera kaca,
entah masa depan telah mati dalam hingar-bingar pencakar langit yang menghimpit hening-henyap nurani,
bias itu terungkap di wajah pemuka-pemuka kaya yang sibuk berebut tahta di ruang paripurna...

Sekali lagi,
kepada kita yg hidup menginjak bumi,
kepada kita yang hidup mengolah bumi,
aku tidak hendak menggurui,
aku hanya berharap esok tersisa,
untuk generasi setelah kita,
save energy,
save earth,
stop exploitation,
stop global warming...!

Kisah kesetiaan di singgasana malam

Kutuliskan untukmu, 
kisah tentang kesetiaan di singgasana malam..
Sewaktu sang bintang bermaksud mencumbu rembulan dengan kibasan ekornya yang berkerlap kerlip menawan..
Tiba-tiba awan pekat beriring menutur sesuatu dibalik rahasia waktu..
Di ufuk, 
sang fajar bergelora menebar pesona,
 memberi ruang cahaya untuk siap terjaga..
Rembulan kesepian tersenyum diperaduan, 
nantikan saat terkasih menyentuh keningnya dengan kecupan..
Maaf Bintang, 
aku mengacuhkanmu..



terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...