5 May 2012

Abstraksi romansa


Seakan ada jejak meniti jalan berbunga dalam hingar-bingar romansa penuh selaksa dan obsesi fana’ alam bawah sadar di jagat  senggama  antara hasrat dan rasa...  Mungkin kita dalam bingkai argumentasi pemujua."
Seperti tiada rimbun kedengkian presepsi dan buaian halusinasi sewaktu secuil imaji terbujuk anyaman kata ibarat  yang mengalun merdu dari mulut srigala yang mengigau tentang arti... Mungkin juga kita dalam ranum puitisme pujangga."
Sedemikian dangkal makna pemisah antara kata dan mengada-ngada, prakata  menepis sengketa dan dusta mewariskan petaka. Dalam batasanku memuja dan bersyair tentang cinta, tampak jelas titik kerinduan dan sanjungan...  Dialah wanita untuk istriku."

4 May 2012

Surat untuk buah hati...


Kepada buah hati...
 
"Aku ingin melihat wajah ibumu tersenyum, biarpun anyep sampul surat ini bercampur luka kasar aspal panas menguliti telapak kakiku siang tadi. 
Semua telah dengar, tentang napas di tengah kota yang  tak sesegar udara di dusun kita, tak ada kokok jantan di waktu subuh, juga senandung yang menyadarkan  lelap di pagi buta. 
Semua telah tahu, senja muram bagi jelata yang membelot dari ketidak-pastian rencana. 
Disini kukais sisa-kecerian bangsawan berpesta, bahkan sempat kurebut-paksa dari gerombolan lalat yang tengah menikmati makan siangnya. 
Semua telah kau tahu, tak perduli amis dan nyinyir sepanjang aliran kumuh tempatku mengaduh. 
Semua demi kalian buah hati, penerus langkah kecilku, agar kelak kau teruskan cita-cita besarku membuat rona di wajah ibumu tak pernah pudar…” 
  
Peluk cium ayahmu.

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...