18 Aug 2010

65 tahun merdeka

Rapuh sudah kisah keperkasaan merah putih di ujung bambu muda sewaktu itu, tunggu angin menghempas, atau rayap mengurai jadi abu...

Sepuh sudah cerita si Dirman menerjang mortir dan letupan timah panas dengan gagah berani dan tekad merdeka..
merdeka..! apa kita telah merdeka...?


Sekarang, 65 tahun kata itu menggema, bangsa ini mengenang nisan tua berkalung jasa, tanda jasa seperti punyaku yang kutukar-paksa dengan sebungkus nasi hari ini...

Saudaraku, apa tenang tidurmu..? kau tau jendral, detik ini aku masih saja berjuang, memerdekakan diri dari tirani bangsaku sendiri...

Saudaraku, aku iri dgn caramu mati, dihantam peluru musuh kala itu, cara pantas untuk pahlawan sejati, tapi tidak bagiku, mungkin saja aku mati ditikam belati kawan sendiri...

Aih jendral, sepertinya kita takan sua disini, jasaku terlalu murah untuk sebidang tanah di taman ini, tapi yakinlah, rasa bangga dan patriotik-ku tak lebur hingga jasadku hancur...

Hormatku jendral, rekan seperjuanganmu..
merdeka..!

dedicated:
untuk mereka yang terbaring di Kalibata.
dari kami yang terlupakan (veteran kemerdekaan)


10 Aug 2010

Sang jiwa metamorfosa

Akulah sang jiwa.. Hidupku tak seindah drama yang menyuguhkan tawa dan duka, tak semerdu dendang dusta yang menggugah rasa dan cinta...


Aku hidup dalam diafragma sederhana.. Dalam dilema kekalahan dan kemenangan sejati, dualisme fantasi antara janji dan jati diri...

Inilah dawai takdirku.. Hidup dalam darma memberi, mendefinisikan arti hidup untuk hidup setelahku, demi sebuah dinamika diakhir diktatku...


"..dan sayap~sayap itu men-deklamasikan keindahan-nya di udara, sungguh tak ada diksi untuk menggambarkan rasa bangga akan dedikasi sempurna..."

Note :
“Terimakasih, ini sangat berarti..” Heem.. Ucapan yang pasti terdengar manis. Mungkin kamu pernah mendengar ataupun mengucapkannya, pasti, apapun bentuknya setiap orang pernah memberi dan menerima, karna   begitulah cara kita hidup sebagai manusia. 

“Hidup terasa mudah jika kita saling memberi..”. Rasanya bukan hanya isapan jempol. Sepertinya ungkapan ini merupakan pengalaman empiris orang yang pertama kali mengatakannya, betapa tidak, seseorang tidak akan pernah merasa nikmatnya memberi selama ia selalu berharap untuk menerima, meskipun untuk dapat memberi harus ada yang menerima, tapi memberi selalu lebih baik dan lebih sulit. Begitu pun untuk menerima seseorang tidak perlu membiasakan diri, tapi untuk memberi harus dengan pembelajaran dan pengajaran. Jadi, mulailah membiasakan diri untuk memberi, dan rasakan kenikmatan saat pemberian itu berguna bagi si penerima.
"Jadilah pribadi yang memberi.."

Sabda Semesta


Kemayu jingga di langit lembayung senja, 
bertabur asa diambang surya kencana, 
sepasang bola-bola terkatup terpesona, 
cumbui kumala aurola di rekah bibir cakerawala, 
sayup-sayup kemala, 
sekar sempana singgasana kelana, 
syair-syair tengadah pemuja, 
disapa lembut serunai mesra sang hawa, 
kemegahan cinta di hamparan serambi sutera.

Subhanallah Wallahu akhbar..

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...