19 Jan 2011

Sang Pecundang


Akulah sang pecundang, 
sempat kau bujuk lalu kau buang, 
aku bintang malang, 
sekali benderang seterusnya hilang, 
kutebar ancaman kepada si raja jalang, 
biar saja ia duduk senang-senang, 
kelak tahtanya kurebut mengerang..

Akulah sang pecundang, 
bernasib gemilang namun terkekang, 
sempat kuterbang lalu terbangkang, 
aku dijegal rakus si belalang, 
biar saja ia mabuk kepayang, 
kelak datang masa kuterjang..

Akulah sang pecundang, 
sempat kau pinang lalu kau tendang…

"Nyanyian sang mantan koalisi..":)

10 Jan 2011

Kemana kau pergi

Kemana larinya angin musim yang mengalun perlahan, kemana dibawa daun muda yang terserai dari dahan, kemana kau pergi, aku masih tak temukan suara hati..

Kabarkan padaku mimpi-mimpi yang meluap bersayap, kabarkan padaku jati diri yang melenggang senyap, sekarang atau nanti kita tetap sama saja, mengenang dan menanti masa jaya menuai mimpi..

Wind of Reform "keep blowing"

8 Jan 2011

Kemara Rindu

Wajah perawan bawa angan pengembara, 
hantarkan gairah pijar asa berkelana, 
cancala gitar tua tertaut kemara rindu, 
terkatung warayang biru di tanah bacitra menuai rindu..

Dasih, 
hatiku gamar ditampar anyelir bercanda, 
dadaku gusar dicumbu dara bercinta, 
aku geming nian lacur dibuai girat senyumu,
tapi ragu kuketuk pintu, apa kau pun rindu?..

Dasih, 
di ujung purnama kan kau lihat lampita, 
kan kuikat janji di lentik jemari, 
kelak dewi embun 'kan jadi saksi, 
aku datang meminangmu di waktu pagi...

3 Jan 2011

Kabar Garuda

Kemarin, kudengar kabar tentang Garuda, sambil memaksakan terbang ia tunjukan rasa bangga sebagai lambang Negara.
Hari ini, kudengar kabar serupa dari sang Singa, sambil memalingkan muka ia tunjukan rasa iba sebagai sang raja.
Kawan, bangsa ini masih saja menangis, tanah ini terus menjerit, di beberapa sudut kulihat sibuk jemari menyuapi mulut dengan nasi, di kerumunan ribuan lalat menanti sisa-sisa nurani dengan rendah diri.
Lantas, apa hanya dongeng Garuda yang terbang tinggi mencari anaknya, atau Singa yang mengaum manakala tanahnya terusik?, selalu saja pandai berpuisi, memberi janji, lalu menikam hati.
Bagaimana mesti bangga di tengadah tubuh compang-camping.
Bagaimana mampu bernyanyi di tengah hati merasa was-was.
Sorga begitu dipuja, tapi dosa luar biasa.

Jika masih Garuda tak temukan anaknya, atau Singa tundukan nyalinya.
Mungkin hanya mimpi menyaksikan keperkasaan Garuda di langit katulistiwa...

Saat ada jadi tiada

Saat hati terkatup, 
apalagi yang bisa aku tulis. 
Saat lidah terbata, 
apalah yang dapat aku kata. 

Sesungguhnya senyuman itu menuntun akalku berlari, 
menari, 
merangkai satu persatu dari seribu puisi, 
dan setiap sudut jemari membuat daku mengerti..

"Setiap bernyawa pasti akan mati.."

Seperti cerita sang embun yang pulang ke relung awan, 
atau kisah pucuk ilalang yang beterbangan diterpa angin..

"Jika tiba masaku, ku mau tak seorang pun kan merayu.."

Aku tak takut dengan kepastian, 
tapi malu dengan janji yang kuikrarkan. 
Demi Engkau, 
betapa yang mempesona kini tampak biasa, 
seperti mawar memudar warna, seperti langit membenam jingga, 
seperti ada jadi tiada...

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...