19 Feb 2010

Temaram Begawan Kota


Temaram begawan kota.

Tedung wajahnya dihias bangsal aneka rupa.
Keracak bunga industri di riak,
berdesak seperti hendak merajuk,
nantikan pemberontakan saat langit mendung,
saat dinding tak kuasa membendung,
mengeja-wantahkan bah,
menerjeng,
dalam satu hentakan,
yang terlelap,
menjerit,
tenggelam ketakutan.

Si kuasa berkata :
“ini bencana”
bencana dari kita untuk kita.

Lantas si bijak mengolah kata :
“ini ujian”
ujian mencela si manusia buruk rupa.

Sial,
siapa bodoh berulang-ulang,
atau nasib sebagai bangsa yang ditakdirkan bodoh!

Temaram begawan kota.

Remang alurnya namun tetap menawan,
 berkala peristiwa di tiap musim,
tak jua luluhkan senyumnya,
senyuman tangguh,
memikat berteduh orang-orang yang datang mengeluh.

Temaram begawan kota.

Temaran di hulu,
hingga ke ujung muara.


4 Feb 2010

Sajak Malam Selepas Akad

Lentera membiru dibalik tirai kelambu,
luluh..
tanpa kata yang layak disandingkan..

Liuk lesung pipi memerah rekah mawar,
lunglai..
saat tersentuh dengan kecupan..

Maka biarlah laju hasrat mengalir,
usai haru,
harapan, janji bertutur..

Kita hanya dapat bersepakat,
kelak Tuhan lunasi akhirnya..

Lulus, atau lumpuh
di tengah jalan,

Luhur lubuk hati,
lapangkan laku..


Untuk kedua sahabat :
"Semoga sakinah, mawaddah wa rahmah"

3 Feb 2010

Wajah Gersang Negeri Rengkiang


Sejuta asa merumbai menatap wajah tirani..
Sewaktu padi geronggang, rantang di ladang diisi ilalang..
Lumbung perapian dijarah tuan-tuan pialang..
Isak si kecil terlenting menjingjing piring..
merinding, seiring cacing meraung merajang daging..
Mengibar haru tentangnya..
Tentang kita yang senang berteriak lantang..
Tentang jurang-jurang keadilan..
Tentang kemanusiaan yang berkabung..
Tentang kemerdekaan dan integritas
Tentang harga diri yang bertandang di negeri jiran..
Tentang idealisme yang ditendang di simpang jalan..
Tentang kantung-kantung ketamakan..
Tentang kebenaran yang diikat dengan harga..
Tentang norma dan susila..
Tentang mimpi-mimpi masa depan..
Tentang kepeduliaan yang tersiar saat hering terbang rendah di genting gubuk si kecil yang membusung di pembaringan...

Menangislah adik kecil..
Menangislah sesukamu..
Hingga tangisanmu membungkam suara rakyat yang diobral di jalanan...

Menjeritlah adik kecil..
Menjeritlah sekuatmu..
Hingga jeritanmu tertangkap ngilu kuping mereka yang terlalu sibuk mengurusi rakyatnya...

Persetan dengan kebusukan hati dan janji-janji...

Kemarin, satu lagi kabar busung dari seragen, menambah deretan panjang kasus busung lapar di negeri rengkiang...

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...