13 Jul 2010

Sajak hati lelah dan resah


Aku saksikan perjuangan fajar melukis wajahnya di kanvas hitam, 
perlahan tapi pasti, 
ia bingkiskan sebait puisi untuk hati yang terjaga..
"Sebentar lagi cahaya tiba, buka pintumu dan keluarlah, berjalanlah di bawah terik, jika kau rasa gersang, berjanjilah tetap tegar, sampai kukirimkan awan gelap menjemputmu.."
Sebait makna ketegaran untuk langkah yang mulai lelah.

Aku goreskan tinta hitam pada kertas putih tanpa noda, 
sedikit demi sedikit, 
putih tertutup legam hitam hingga terkuak makna dalam coretan tanpa rupa..
"Saat hati kacau dan kalah, rekatkan bibirmu menyentuh bibir sejadah, tumpahkan kecewamu hingga sajadah itu basah, hingga kau renggut rasa tenang dalam damai.."
Sebait makna kedamaian untuk hati yang kadang resah.

Bila ada waktu

 
Telah ku-dengar sajak keresahaan dalam penat malam..
Telah ku-duga decak keraguan kala kurangkai kata-kata itu...
Bukan rayu atau janji yang menuntunku kembali, tapi betapa api kembali membakarku, dan jika kau inginkan padam, beri aku seteguk air kebencian..
Supaya hati tak lantas gelisah, supaya diri tak pantas menyanjungmu...
Bila ada waktu, kubuatkan kau sebuah lagu, bila tak sempat.. "Maaf, membuatmu teringat..."

12 Jul 2010

Kuasa-Mu

 
Kututup jendela kamar dan gelap datang memeluk, kukatakan pada Tuhan :
“Inilah malam yang kucipta diatas kebesaran siangMu..”

Kudekatkan wajah ke cermin, terlihat bayangan pucat tanpa senyuman, kutanyakan pada Tuhan :
“Siapakah seraut wajah yang mengiris hati?”

Kupetik setangkai mawar, kurasa ketetapan hati menyentuhnya, kubisikan pada Tuhan :
“Maaf, kali ini ku tak cukup ingkari kuasaMu..”

11 Jul 2010

Samsara negeri pusaka


Samsara negeri pusaka...
Negeri sorak burung gagak..
Negeri rumbai bunga bangkai..
Mereka tanya pemiliknya..
Sekumpulan lalat dan anjing penjilat.

Samsara negeriku...
Negeri lempar melempar batu..
Negeri sanggah menyanggah malu..
Malang, ibu pertiwi kena batunya.

Samsara negeriku..
Negeri sorga katulistiwa..
Sial, manusianya buruk rupa.

Samsara..
Masikah lagu itu didengarkan..
Atau masihkah kita lantang mengaku :

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa indonesia.

Samsara negeriku..
Tahan air matamu..
Kobarkan semangatmu..
Kibarkan benderamu..
"REVOLUSI IDEALISME."

Samsara negeriku..
Negeri pusaka..
Pertiwi digdaya..
Jaya, Indonesia raya.

Masih saja (duka)

Aku dapatkan teduhmu dalam jubah putih..
Teguh langkahmu, tawarkan asa menuntun awan hati berarak...
Samar, sejauh alam tak tersentuh jemari..
Disisi tempatku berdiri, aku pandang belati tak cukup mengikis kisah yang kau rajut dalam dangkal napasmu...

Masih saja tentangmu..
Meski ingatan kian berulang...
Masih saja..
Meski canda tercipta..
Kau seperti ada...

Kawan.. 
Kau tak lebih biasa dari kesanku pertama..
Kau selalu tersenyum...
Saat kehilangan menutur wajahmu dipusara..
Aku datang..
Membawa bingkisan dariku dan mereka, sajak hati dalam bait-bait suci..
Semoga kau tenang..
Kau tetap terkenang..
Kau sahabat dalam bingkai persahabatan abadi..
Salam...

Untukmu yang selalu tersenyum, kami mengenagmu dengan tersenyum..
Alm. Ahmad Supandi.

Malaikat pencemburu


Dia menatapku jalang..
Dari pundak awan legam tempatnya bersembunyi..
Dia biaskan senyuman bersama derai hujan yang membasuh bumi..
Hati kelu, kala keresahan mengelakku..
Aku tak pantas kau curigai..
Aku tak berdosa atas tuduhan mengundang derai hujan dengan gemuruh halilintar..
Liukan napas ini jadi saksi..
Degup jantung tak menutupi hati berdosa..
Andai tak jua mereda..
Lukai saja dada ini dengan panah amarahmu..
Atau tikam kesetiaan itu dengan belati kebencianmu..
Aku tetap menantimu malaikatku.. 
Di batas redup api cemburu...

Sebelum dan terakhir


Sebelum lesat kuikat janji, agar lesat lentik itu menari..

Sebelum lekang kupinang hati, agar lekang lesung itu abadi..

Duhai de'nisa, dengarlah kuurai hati..
Setajam syair tatapan bulan manakala serunai dibibir langit menguncup..
Saat seekor angsa termenung di tepian telaga..
Mungkin haru..
Atau malu..
Atau rindu nyanyian lagu rintik-rintik hujan merebahkan asa...

De'..
Dibalik tirai itu tersingkap sorga dunia..
Tempatku berlabuh adalah tempatmu berteduh..
Tempat kupijarkan peluh, untuk esok kukayuh dan kurengguh..
Merajut mimpi, mengabdikan diri...

Duhai de..
Sebelum dan terakhir kuikat janji..
Sebelum dan terakhir kusandarkan hati..
Sebelum dan terakhir...

Aku bangga meminangmu.

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...