3 Jan 2011

Saat ada jadi tiada

Saat hati terkatup, 
apalagi yang bisa aku tulis. 
Saat lidah terbata, 
apalah yang dapat aku kata. 

Sesungguhnya senyuman itu menuntun akalku berlari, 
menari, 
merangkai satu persatu dari seribu puisi, 
dan setiap sudut jemari membuat daku mengerti..

"Setiap bernyawa pasti akan mati.."

Seperti cerita sang embun yang pulang ke relung awan, 
atau kisah pucuk ilalang yang beterbangan diterpa angin..

"Jika tiba masaku, ku mau tak seorang pun kan merayu.."

Aku tak takut dengan kepastian, 
tapi malu dengan janji yang kuikrarkan. 
Demi Engkau, 
betapa yang mempesona kini tampak biasa, 
seperti mawar memudar warna, seperti langit membenam jingga, 
seperti ada jadi tiada...

No comments:

Post a Comment

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...