Sejak kudengar tentangmu..
kupaksakan tampuk hatimu terpaut ke hatiku...
sekarang mawar memerah jingga..
tapi tak apa jika esok berwarna kelabu...
dari batas cermin hati yang membias terang bulan..
kuukir sajak haribaan di hamparan gurun biduri al-harem...
kelakar bidak tentangku yang pandai berpetah lidah..
adalah ketidak-mampuan-ku membungkam busur cinta yang mengarah kepadamu...
camar pandai berdalih..
tapi ia tetap kesulitan menangkap dedak yang melayang di atas awan...
meski aku hanya unggas..
tapi sayapku mampu melintasi istana jasirah...
hingga dawai taqdir mengikatmu dayang istana..
barulah asaku tertunduk memuji kebesaran tekad sayap-sayap cintamu...
No comments:
Post a Comment