12 Nov 2009

Bidadari trotoar


Kau rapuh..
merapah rangah ranjau yang merayu-rayu...

Kau hancur..
menghirau hasrat hina yang menghambur hebat...

Kau tawarkan lekukmu..
terlepas lentik leluasa melacur...

Maafkanku gadis..
aku sinis soalkan sampah yang singgah bersafari di saungmu...

Sumpah mampus gadis..
kau bukanlah mayang merak hati yang manja meladeni moral manusia-manusia mala'un...

Tolaklah tirani atas tubuhmu..
tapaki taqdir dengan tabir tegar dan teguh...
Karna kau..
lebih dari sekedar bidadari trotoar...



Note :
"Fenomena perempuan malam karna nasibnya yang sepekat malam."

Dilema mendengar pembelaan mereka terhadap profesi-nya,
"kami begini, bukan karna kemauan tapi karna kondisi yang memaksa". Ekonomi, ekonomi dan ekonomi, kilah mereka...

Kasihan "si ekonomi" kalau selalu di kambing hitamkan... Sesekali, bolehlah kita menyalahkan "Kemauan". (eits,, kemauan, bukan kemaluan.. Upz:). Kenapa mereka tidak mau berusaha merubah kondisi ekonomi mereka dengan cara lain..?? Saya yakin, setiap orang punya kemauan, hanya saja kita suka tak pandai dan tak sabar mengolahnya...

No comments:

Post a Comment

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...