7 Nov 2009

Ayat - Ayat Kebengisan


Bagai benalu yang tumbuh makmur di atas akar yang mencengkram dahan..
seperti seonggak batu yang berdiri tegar menantang ombak berkata :

"Aku mampu berdiri karna pijakanku menembus bumi.."

Di pesisir..

Kulihat buih dan kerikil disulam saat laut mulai pasang..
menghampar kering tanah tandus manakala embun tak lagi datang menyegarkan di pagi hari..
dan cahaya terkunci rapat di balik dinding terjal tanpa celah pengharapan..

Dengan malu rakyatnya berkata :

"Inilah negeri kami..
negeri tanpa idiologi..
karna idiologi tinggal idialisme kepentingan sendiri-sendiri...

Inilah negeri kami..
negeri pemuja demokrasi..
demokratisasi yang mengacu kepada syahwat dan kepentingan jama'at...

Inilah negeri kami..
negeri hukum berkeadilan..
tapi hukum yang menyajikan keadilan sebagai bangkai sarapan bagi rakyatnya...

Inilah negeri kami..
negeri sorga..
bagi kebengisan dan kerakusan politisinya..."


Note :
Saya mulai jenuh dengan pemberitaan kasus korupsi yang kerap menjadi headline di media-media cetak maupun elektronik kita. Bukan karna antipati dengan keberhasilan kinerja KPK yang telah cukup banyak mengungkap kasus-kasus korupsi dari yang kakap sampai yang teri, melainkan karna saya merasa miris melihat satu persatu elit politik dan pejabat negeri ini yang seolah berlomba melakukan korupsi bahkan sampai triliunan uang rakyat, padahal diantara koruptor itu, ada segelintir elit yang tadinya saya pandang sebagai orang-orang bersih...

Saya adalah salah satu dari jutaan penduduk negeri ini yang juga resfect dengan ide awal pembentukan KPK. Asumsi saya saat itu, setidaknya kehadiran badan audit independent ini mampu memberi dampak sykologis bagi para pejabat untuk berpikir dua kali sebelum melakukan korupsi. Tapi, harapan tinggal harapan, toh, uang dan ketamakan memang tidak berkompromi dengan rasa takut bahkan ancaman mati sekalipun. Faktanya, sampai detik ini, KPK terus saja dibanjiri laporan-laporan kasus korupsi yang seolah tidak akan ada habisnya...

Ibarat kata pepatah, "Mati satu tumbuh seribu, satu koruptor masuk bui seribu koruptor menjadi-jadi...".

Diakui atau tidak. Prilaku korupsi di negeri ini, bukan hanya telah menjadi budaya dan pola pikir masyarakatnya, tetapi juga telah menjadi motto birokrasi dan idealisme para pejabatnya. Hampir disetiap intsansi, baik pemerintahan maupun swasta, marak ditemukan kasus-kasus korupsi, tidak terkecuali di instansi pendidikan dan agama sekalipun, yang semestinya kedua lembaga ini berfungsi untuk mendidik dan membenahi moral bejad masyarakatnya...

Semakin Ironis, ketika mendapati prilaku para koruptor di negeri ini, bukan hanya telah membunuh hak rakyat ataupun sesama, tetapi juga mendzolimi hak Tuhan yang berkuasa atas kekuasan mereka. Dan jika tuan-tuan itu telah berani melakukan korupsi terhadap hak-hak Tuhan-nya, maka sesungguhnya negeri ini telah menabuh genderang perang terhadap kemurkaan dan azab Tuhan-nya... (hemm.. pantes aja bencana melulu...)



Note ini dipersembahkan sbg dukungan untuk penegakan keadilan bagi rakyat dan pembasmian koruptor hingga ke akar-akarnya.. Gantung Koruptor...!!!

No comments:

Post a Comment

terjaga...

terjaga...  setelah sewindu pulas terpejam.. memulai diam2.. setelah bosan bermimpi dalam diam.. telah langkah gontai...  setela...